September 2019, saya mengikuti pelatihan pertanian selama lima hari di sebuah pesantren di Ciwidey, yaitu Pontren Al-Ittifaq. Pematerinya adalah seorang agronomis dari Belanda, Mr. Johan Schoenmakers. Pelatihan ini membuka wawasan dan pemahaman saya mengenai pertanian. Materi ini amat sangat bagus, dan sayang jika saya harus menyimpannya sendiri. Jadi inilah beberapa hal yang saya dapat dari sana... Selamat membaca^^
Pertanian di Belanda sangat maju. Meski dengan luas area 42.508 Km2 hanya 4% dari populasi penduduknya (17,08 juta jiwa) yang bermata pencaharian sebagai petani atau sekitar 685.586 orang saja, Belanda ternyata mampu menjadi eksportir terbesar dalam sektor pertanian.
Berbeda dengan Indonesia, misalnya pada pulau Jawa saja dengan luas area 128.297 Km2 dan 40% populasi yang menjadi petani dari 150,4 juta jiwa atau sekitar 60.160.000 orang, masih belum bisa memaksimalkan sektor pertanian.
Kemajuan sektor pertanian di Belanda ini didukung karena beberapa hal, yaitu:
1. Pengetahuan
Kemajuan sektor pertanian di Belanda ini didukung karena beberapa hal, yaitu:
1. Pengetahuan
2. Kerja sama berbagai pihak
Kunci utama dari pengetahuan adalah kunjungan ke ladang. Selalu memeriksa dan mengobservasi tanamannya. Namun, tercapainya pengetahuan ini tak terlepas dari kerjasama berbagai pihak. Keduanya berkaitan erat. Seperti adanya kelompok tani atau asosiasi yang terdiri dari 8 sampai 10 orang petani. Mereka akan saling berdiskusi mengenai tanamannya. Selain itu, setiap kelompok tani juga memiliki satu orang konsultan. Sehingga bila terjadi masalah pada tanamannya dan tidak ada seorangpun petani pada kelompok tani itu yang mengetahui solusi permasalah tersebut, konsultan dapat mengidentifikasinya dan memberikan saran atau solusi yang tepat. Namun jika konsultan tidak mengetahui hal tersebut, ia akan mencari tahu pada ahli lainnya. Mislanya dengan memberi sampel pada universitas atau institusi terkait.
Pertanian di Belanda juga mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Bagi pemerintah, pertanian adalah ketahanan pangan dan mata pencaharian bagi warganya. Sehingga harus didukung penuh. Hal ini diwujudkan dengan adanya tiga tempat yang dikhususkan untuk penelitian pertanian.
Para petani di Belanda juga mendapat sosialisasi dari penjual pestisida, benih dan pupuk. Sehingga mereka mendapat informasi lebih baik untuk tanamannya bukan hanya sekedar yang tertulis pada kemasan saja. Perusahan-perusahan ini telah melakukan berbagai penelitan yang tersebar di seluruh dunia. Misalnya saja untuk perusahaan benih BEJO, penjual akan memberikan saran biji terbaik untuk satu wilayah tertentu. Untuk perusahaan pestisida misalnya Koppert (Belanda) dan Biobest (Belgia) keduanya adalah perusahaan yang bergerak dalam produksi pestisida dengan menggunakan musuh alami, yaitu menggunakan makhluk hidup lain untuk membasmi suatu hama. Penjual pestisida tersebut akan mendatangi petani, melihat ladangnya, mengidentifikasi hama dan penyakit pada tanaman dan memberikan saran mengenai pestisida apa yang tepat untuk tanaman tersebut. Sedangkan untuk pupuk sendiri, prosesnya harus melalui beberapa tahapan. Analisis tanah adalah tahapan pertama yang paling penting. Dengan mengetahui kondisi tanah, kita dapat mengetahui kadar unsur hara dalam tanah dan kadar pupuk yang harus diberikan.
Mr. Johan Schoenmakers menceritakan bahwa beliau pernah mengajar di sebuah sekolah kejuruan. Ia mempunyai tiga orang murid yang sukses dalam bertani strawberry. Awalnya strawberry ini tidak mampu diproduksi pada saat musim dingin. Untuk memenuhi kebutuhan strawberry mereka mendapatnya dari Selatan Eropa. Merekapun mencoba untuk memproduksi strawberry di semua musim dengan kualitas tinggi.
Kualitas tinggi ini berarti bagus dari penampilannya (bentuk dan warna), bagus dari rasanya, bagus pertumbuhannya (mengurangi bahan kimia) dan bagus untuk lingkungan (mengurangi masalah lingkungan) serta adanya jaminan terhadap pasokan produk. Semakin tinggi kualitas tentu semakin tinggi harga.
Dalam mewujudkannya petani tersebut harus mempunyai 'pengetahuan'. Misalnya less chemical namun less damage maka harus less risk. Dengan kata lain meminimalisir bahan kimia seperti pestisida namun tetap meminimalisir kerusakan tamanan, maka kita harus meminimalisir resiko tersebut. Hal ini akan tercapai dengan adanya pengetahuan. Maka inilah langkah-langkah yang dilakukan petani tersebut:
Dalam mewujudkannya petani tersebut harus mempunyai 'pengetahuan'. Misalnya less chemical namun less damage maka harus less risk. Dengan kata lain meminimalisir bahan kimia seperti pestisida namun tetap meminimalisir kerusakan tamanan, maka kita harus meminimalisir resiko tersebut. Hal ini akan tercapai dengan adanya pengetahuan. Maka inilah langkah-langkah yang dilakukan petani tersebut:
- Menggunakan Green House yang dilengkapi teknologi yang sesuai untuk tanaman.
- Adanya kerja sama dengan pemerintah. Pemerintah membantu dalam koordinasi seperti mengimport benih terbaik (unggul) untuk ditanam petani dan mengembangkannya.
- Kerja sama dengan ahli di bidangnya untuk menyuplai benih, pupuk terbaik dan mesin/alat-alat pertanian agar kerja semakin efektif dan efisien.
- Analisis tanah untuk mengetahui tipe tanah yang akan ditanami.
Over all, pelatihanya seru abis. Metode belajarnya mantap jiwa. Jadi, kita belajar di kelas dan langsung di lapangan. Di lapangan (di lahan) kita mencari permasalahan yang ada di sana, dan setelah itu kita bahas di kelas. Kita sharing. Pesertanya dari berbagai background. Tapi di situ asiknya jadi kita bisa tahu dari banyak sudut pandang. Dan tentunya kehadiran Mr. Johan Schoenmakers sebagai expert membuat diskusi kita jadi berkelas. Selain karena ilmunya, tentu karena bahasa penuturnya in English. Lumayan buat latihan listening, speaking sama native speaker selama lima hari. Sebenarnya ada penerjemah juga. Jadi kalo ada sebagain text hilang, ga kecerna kita tetap bisa mengikuti materi dari beliau. Beliau juga super humbel, kita ga cuma bahas tentang pertanian, tapi banyak hal. Misalnya kita jadi tahu banyak bahasa Belanda yang mirip atau bahkan sama dengan B. Indonesia atau B. Sunda, seperti selang (slang), baskom (waskom), spanduk (spandoek), buncis (boontjes) dsb. Dan ternyata buanyakkk banget kata yang mirip, serasa udah expert Bahasa Belanda :D. Lengkapnya bisa dicheck di wikipedia teman-teman (link). Beliau juga cerita tentang keluarganya, juga ngasih kontak wa nya sama kita kalau ada pertanyaan atau ada yang mau didiskusikan. Ngasih kontak loh, kita dikasih kartu nama beliau. Biasanya kita yang minta kartu nama, ini beliaunya yang ngasih.
Temen-temen bisa lihat di youtube channel (link). Di sana ada beberapa video pelatihannya. Videonya bilingual, asik pokonya, cuma agak shaking, karena pertama ga pake stabilizer, Hpnya terlalu canggih ga ada bawaan stabilizernya langsung :D, kedua karena emang ketawa terus. Biasa yang ikut pelatihannya orang Sunda jadi we ngabodor wae.
Bisa disubscribe juga channelnya guys :D
Temen-temen bisa lihat di youtube channel (link). Di sana ada beberapa video pelatihannya. Videonya bilingual, asik pokonya, cuma agak shaking, karena pertama ga pake stabilizer, Hpnya terlalu canggih ga ada bawaan stabilizernya langsung :D, kedua karena emang ketawa terus. Biasa yang ikut pelatihannya orang Sunda jadi we ngabodor wae.
Bisa disubscribe juga channelnya guys :D
No comments:
Post a Comment